Tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan, seberat apapun permasalahan itu.:)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Lalu lintas di dalam Undang-undang
No 22 tahun 2009didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu
Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah
prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau
barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. Pemerintah mempunyai tujuan
untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat,
lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas
dan rekayasa lalu lintas.
Tata cara berlalu lintas di jalan
diatur dengan peraturan perundangan menyangkut arah lalu lintas, perioritas
menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur lalu lintas dan pengendalian arus
di persimpangan.
Hiruk pikuk kemacetan di Jakarta
bukanlah hal yang lazim tentunya bagi para penduduk Ibukota Indonesia ini karena
kemacetan merupakan masalah sehari-hari
warga Jakarta. Kemacetan yang terjadi hampir setiap saat ini memang membuat
lalu-lintas di ibukota terasa begitu tidak nyaman bagi para pengguna jalan. Hal
ini terjadi karena pertumbuhan jalan dan pertambahan jumlah kendaraan tidak seimbang sehingga membuat lalu-lintas
Jakarta begitu macet.
Kemacetan
lalu lintas yang menjadi masalah utama kota Jakarta sudah menjadi rahasia
umum. Pada tahun 2011 Presiden SBY telah
menegaskan bahwa Jakarta harus bebas dari kemacetan lalu-lintas pada tahun 2020
dan harus ada kemajuan yang signifikan pengurangan kemacetan pada tahun 2014,
oleh karena itu warga Jakarta dan Pemerintah harus memikirkan hal-hal untuk memperbaiki dan
mencari berbagai alternatif upaya pemecahan masalah kemacetan di Jakarta.
Walaupun
saat ini sudah ada transjakarta atau busway tetapi itu tidak menjamin bahwa
kemacetan di Jakarta bisa di atasi. Pada tahun 2009 saja , jumlah kendaraan
kembali naik menjadi 6,7 juta dengan rincian 2,4 juta mobil dan 4,3 juta motor.
Pada 2010, peningkatan jumlah kendaraan menembus angka 7,29 juta dengan rincian
2,56 juta mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun 2011, meningkat lagi jadi 7,34
juta kendaraan, kendaraan roda empat sebesar 2,5 juta dan kendaraan roda dua
hampir 5 juta. Memang tahun ke tahun
jumlah volume kendaraan di ibukota
bukannya semakin berkurang tapi malah semakin bertambah, tapi itulah
kenyataannya. Untuk itu harus ada upaya ekstra dan tegas yang harus dilakukan
oleh pemerintah.[1]
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
dari penulisan ini adalah:
1. Kapan kemacetan itu terjadi ?
2. Kenapa samapai terjadi kemacetan ?
3. Mengapa sampai kemacetan di Jakarta
bertambah parah ?
4. Pihak mana saja yang menyebabkan
kemacetan ?
5. Langkah-langkah apa saja yang dapat
ditempuh pemerintah untuk
mengatasi
kemacetan ?
I.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari
penulisan masalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kemacetan Jakarta
2. Untuk mengetahui dampak negatif dari kemacetan di Jakarta
3. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja
yang dapat dilakukan untuk
mengatasi
kemacetan di Jakarta
BAB II
PEMBAHASAN
Komponen
lalu lintas:
saling mempengaruhi antara manusia,
jalan raya, dan kendaraan.
Komponen sistem lalu lintas
Ada
tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan
dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi
persyaratan kelayakan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas
yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas
dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.
Manusia sebagai pengguna
Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang
berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dll).Perbedaan-perbedaan tersebut masih
dipengaruhi oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan
pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca,
penerangan/lampu jalandan tata ruang.
Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai
karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi
dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa
bermanuver dalam lalu lintas.
Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk
dilalui kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan
kaki.Jalan tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas
dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan
lalu-lintas.
Manajemen Lalu Lintas
Manajemen
lalu lintas meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan
pengendalian lalu lintas. Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan,
keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, dan dilakukan antara lain
dengan:
a.
usaha peningkatan kapasitas jalan ruas, persimpangan, dan/atau jaringan jalan;
b.
pemberian prioritas bagi jenis kendaraan atau pemakai jalan tertentu;
c.
penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan tingkat pelayanan tertentu
dengan
mempertimbangkan keterpaduan intra dan antar moda;
d.
penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan dan/atau perintah bagi pemakai jalan.
Kegiatan pengaturan
lalu lintas meliputi
Kegiatan
penetapan kebijaksanaan lalu lintas pada jaringan atau ruas-ruas jalan
tertentu. termasuk dalam pengertian penetapan kebijaksanaan lalu lintas dalam
ketentuan ini antara lain penataan sirkulasi lalu lintas, penentuan kecepatan
maksimum dan/atau minimum, larangan penggunaan jalan, larangan dan/atau
perintah bagi pemakai jalan.
Gambar 2.
Penampang jalan
Dari
gambar penampang jalan diatas artinya jalan raya harus terbebas dari hambatan
seperti pedagang kaki lima, parkir liar, dll.
Rekayasa lalu lintas teknik lalu
lintas adalah cabang ilmu teknik sipil yang memanfaatkan ilmu teknik untuk
keamanan dan efisiensi pergerakan dantransportasi barang dan benda di jalan
raya. Fokus utama adalah keamanan dan efisiensi debit lalu lintas, geometri
jalan, trotoar,penyebrangan, jalur sepeda, lampu lalu lintas, dan sebagainya.
Teknik lalu lintas berhubungan dengan bagian fungsional dari sistem
transportasi.
Tipikal proyek teknik lalu lintas
terkait dengan desain alat kendali lalu lintas dan modifikasinya sesuai dengan
kebutuhan lalu lintas terkini. Teknik lalu lintas juga terkait dengan
investigasi jalan yang menjadi lokasi kecelakaan lalu lintas berkali-kali.
Pengaturan debit lalu lintas, seperti pengubahan jalur, sementara maupun
permanen, juga dilakukan di dalam teknik lalu lintas dengan berbagai
pertimbangan seperti adanya konstruksi atau terkait dengan rencana pengembangan
daerah pemukiman atau komersial baru. Pengaturan lalu lintas secara otomatis
banyak membutuhkan ilmu dari bidang keteknikan lain seperti teknik komputer dan
teknik listrik.[2]
Di dalam memecahkan permasalahan
lalu lintas, para pakar teknik lalu lintas perlu mengenali permasalahan yang
terjadi dengan mengumpulkan informasi geometrik jalan, besarnya arus lalu
lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas, data kecelakaan
lalu lintas. Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk kemudian
direncanakan usulan perbaikan geometrik, pembangunan fasilitas pengaman jalan,
pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan
lalu lintas tertentu.
Perbaikan geometrik dapat berupa
pelebaran jalan, perubahan radius tikung, pembangunan pulau-pulau lalu lintas,
mengurangi tanjakan, membangun jalur rangkak pada tanjakan yang tinggi,
memberikan prioritas bagi angkutan umum seperti Busway dan berbagai langkah
lainnya.
Perbaikan fasilitas transportasi
secara periodik pernah menjadi perhatian utama dari teknik sipil dalam menjaga
lalu lintas, namun kini dengan penggunaan sensor dan program komputer yang
mengukur debit lalu lintas (jumlah maupun massa kendaraan), usia pakai
fasilitas transportasi bisa ditentukan sehingga perawatan bisa dilakukan tepat
waktu.[3]
II.1.
Pengertian Kemacetan
Kemacetan
adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu-lintas
yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan atau
bisa dikatakan volume kendaraan lebih besar
dari pada volume jalan.Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau
bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan
melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar,
terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai
ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk,
misalnya Jakarta danBangkok.Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya
atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah
kendaraan melebihi kapasitas jalan. kemacetan lalu-lintas telah banyak dijumpai
di kota-kotabesar di Indonesia, khususnya pada jamjam sibuk. Salah satu
indikator darikemacetan lalu-lintas adalah kecepatan perjalanan atau waktu perjalanan
padaruas-ruas jaringan jalan kota. Dengan melihat korelasi terhadap volume lalu
lintas jaringan jalan kemacetan dijaman sekarang tidak bisa dipungkiri lagi
karena sekarang maraknya pembuatan mobil-mobil ekspor dan impor mobil dari luar
negeri yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan di Indonesia itu.Selain
disebabkan oleh jumlah kendaraan yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan yang
ada Kemacetan juga diambil alihnya trotoar.
Menurut
Kamus Lengkap B.Indonesia karangan Drs.Bambang Marhijanto macet ialah sendat,tidak
bisa bergerak dengan baik,tidak bisa bekerja dengan baik terhenti sama sekali.Kemacetan
adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintasyang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan
lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di Jakarta, Balikpapan, Surabaya,
Bandung, Medan dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.[4]
Dari Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
II.2. Waktu dan Asal Terjadinya Kemacetan di Jakarta
Bagi Jakarta, seolah tiada hari
tanpa kemacetan, kecuali pada saat hari-hari raya keagamaan seperti saat
lebaran maupun natalan, karena pada saat lebaran maupun natalan ruas-ruas jalan di Ibukota Indonesia ini
begitu lengang karena banyak warga
ibukota yang merayakan lebaran maupun natalan bersama keluarga di luar kota Jakarta.
Kebanyakan warga Jakarta dan sekitarnya pasti sering mengalami betapa besarnya
perjuangan untuk mencapai tempat kerja,kampus maupun sekolahan bila keluar
rumah lewat dari pukul 07.00 pagi, karena pada saat itu kemacetan sudah dimulai terjadi. Puncaknya
pada jam masuk kerja dan jam pulang kerja
salah satunya di daerah Stasiun Kota-Kota Tua Jl. Taman Stasiun Kota No.
1, Jakarta Barat yang bisa dilihat pada beberapa gambaran dibawah ini.
Mengapa
kemacetan lalu lintas di Jakarta senantiasa terjadi pada jam-jam yang
disebutkan di atas? Jakarta bagaikan kota sentral yang di kelilingi oleh
kota-kota “satelit” yaitu: Tanggerang dan sekitarnya, Bogor dan sekitarnya
serta Bekasi dan sekitarnya.Pada saat tertentu kendaraan keluar-masuk Jakarta
banyak yang berasal dari warga Jakarta sendiri tetapi juga ditambah kendaraan
yang berasal dari kota-kota satelit yang jumlah menyamai atau mungkin melebihi
kendaraan asal Jakarta. Ada yang sekedar melewati (misalnya dari Tangerang
menuju Bekasi akan melewati Jakarta), tetapi ada juga yang memasuki Jakarta dan
berdiam atau berkeliaran selama beberapa jam sebelum kembali ke kota
masing-masing.[5]
II.3. Penyebab Kemacetan
Kemacetan
dapat terjadi karena beberapa alasan:
- Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan
- Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan darijalur lalu lintas,
- Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
- Ada perbaikan jalan,
- Bagian jalan tertentu yang longsor,
- Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi isyarat sirene tsunami.
- Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, spt : berjalan lambat di lajur kanan dsb.
- Adanya parkir liar dari sebuah kegiatan.
- Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut.
Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang
tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas.[6]
II.4. Faktor-Faktor Penyebab Kemacetan di Jakarta
1. Faktor jalan raya (ruang lalulintas jalan)
2. Factor kendaraan
3. Factor-faktor lain
II.4.1.
Faktor Jalan Raya (Ruang Lalu-lintas Jalan)
Faktor
jalan raya adalah factor yang berasal dari kondisi jalan raya itu sendiri.
Buruknya kondisi ruang lalu-lintas jalan serta sempit/terbatasnya ruang jalan
yang menghambat pergerakan pengguna jalan.
Penyebab
buruknya kondisi ruang jalan antara lain :
•Adanya
kerusakan sebagian atau seluruh ruas jalan.
•
Pemanfaatan ruang jalan untuk urusan yang bukan semestinya, misal: jalan
digunakan untuk praktik pasar, berjualan, dan
perpakiran.
II.4.2.
Faktor Kendaraan
Fakor kendaraan
adalah factor-faktor yang berasal dari kondisi kendaraan yang melintasi jalan
raya. Beberapa hal yang menyangkut kondisi kendaraan dapat berupa jenis, ukuran, kuantitas(jumlah) dan kualitas
kendaraan yang melintas di jalan raya.
Misal:
jumlah kendaraan yang beroperasi/melintas melebihi daya tampung jalan raya,
banyaknya jenis kendaraan berukuran besar yang menyebabkan mudah terjadinya
overload di suatu ruas jalan.
Saat ini factor kendaraan beroda
empat khusunya untuk mobil pribadi merupakan kontributor terbesar penyebab
kemacetan lalu-lintas di Jakarta, diikuti sepeda motor angkutan umum dan
sebagai kontributor terbesar kedua dan ketiga. Logikanya, banyak mobil pribadi
yang beroperasi di jalan raya pada suatu saat tertentu secara bersamaan yang
akan menyita lahan(ruang) jalan yang memang sudah sangat terbatas. Selain itu,
pemakai mobil pribadi di Jakarta sangat tidak efisien. Yang dimaksud dengan
tidak efisien adalah jumlah penumpang(termasuk pengemudi) hanya 1 atau 2 orang
di dalam satu mobil.
Selain
itu pengoperasian Bus Transjakarta (Busway) yang saat ini kurang efisien dalam
artian masih kurangnya kuantitas armada dan kualitas pelayanan sehingga
menyebabkan volume kendaraan pribadi begitu besar di Jakarta.
II.3.3.Faktor-Faktor
lain penyebab macet
Banyak
factor-faktor lain selain kedua factor komponen diatas misalnya:
Terjadi
kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat
yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan
belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,
>Terjadi banjir sehingga
kendaraan memperlambat kendaraan
>Ada perbaikan jalan,
>Bagian jalan tertentu yang
longsor,
>Karena adanya pemakai jalan
yang tidak tahu aturan lalu lintas, seperti:
berjalan lambat di lajur kanan dan
sebagainya
>Pengaturan lampu lalu lintas
yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi
rendahnya arus
lalu lintas.[7]
II.5. Rasio Kendaraan
Berdasarkan
data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jumlah kendaraan di Jakarta pada 2007
sebanyak 5,8 juta kendaraan dengan rincian 2,2 juta mobil dan 3,6 juta motor.
Pada 2008, jumlah kendaraan kembali meningkat menjadi 6,3 juta kendaraan dengan
rincian 2,3 juta mobil dan 4 juta motor.
Pada
tahun 2009, jumlah kendaraan kembali naik menjadi 6,7 juta dengan rincian 2,4
juta mobil dan 4,3 juta motor. Pada 2010, peningkatan jumlah kendaraan menembus
angka 7,29 juta dengan rincian 2,56 juta mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun
2011, meningkat lagi jadi 7,34 juta kendaraan, kendaraan roda empat sebesar 2,5
juta dan kendaraan roda dua hampir 5 juta
Rasio kendaraan yang begitu
meningkat dari tahun ke tahun memang merupakan hal yang sangat sulit untuk
dihindari. Dengan rasio kendaraan yang tiap tahunnya meningkat tentunya tidak
mengurangi kemacetan ataupun memperbaiki lalu-lintas di Jakarta tapi malah
justru semakin memperburuk lalu-lintas ibukota ini.
II.6. Dampak negatif
kemacetan
Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang
besar yang antara lain disebabkan:
- Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah
- Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah,
- Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi,
- Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
- Meningkatkan stress pengguna jalan,
- Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.[8]
Dampak
Kemacetan Menurut LIPI
Dampak
dari kemacetan, menurut penelitian LIPI tahun 2007, adalah
kerugian sosial yang diderita masyarakat lebih dari Rp 17,2 triliun per tahun
akibat pemborosan nilai waktu dan biaya operasi kendaraan, terutama bahan
bakar. Kecepatan kendaraan yang rendah menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi
tinggi.Kehausan kendaraan bermotor menjadi tinggi, karena kerja radiator tidak
berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi. Belum lagi emisi
gas buang yang dapat menyebabkan pemasanan global diperkirakan sekitar 25 ribu
ton per tahun.
Hal ini
menyebabkan Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi kelima di
dunia setelah Beijing, New Delhi, Meksico City dan Bangkok. Bahkan, ada suatu
perhitungan yang memperkirakan kerugian dari kemacetan lalu-lintas ini mencapai
Rp 43 triliun per tahun. Dampak pada tahap selanjutnya adalah menurunnya
produktivitas ekonomi kota, bahkan negara dan merosotnya kualitas hidup warga
kota akibat polusi udara dan stress. Contohnya, angkutan umum yang seharusnya
dapat mengangkut enam rit per hari menjadi tiga rit, karena macet.
II.7. Pemecahan
permasalahan kemacetan
Ada
beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan
lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehensif yang
biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Peningkatan kapasitas
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan
kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti:
- Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan,
- Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah,
- Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan.
- Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover,
- Mengembangkan inteligent transport sistem.
Keberpihakan kepada angkutan umum
Jalur
Bus Transjakarta (Busway)
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan
adalah mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan
antara lain:
- Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum
- Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway,
- Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura
- Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk kepada angkutan umum,
Pembatasan
kendaraan pribadi
Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila
kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen
lalu lintas yang lebih
ekstrem sebagai berikut:
- Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
- Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
- Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 ataucontoh lain pembatasansepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.[9]
Untuk
memecahkan permasalahan kemacetan lalu-lintas di Jakarta, tidak dapat dicapai
dengan cara-cara yang “biasa”.Agar tingkat kemacetan di Jakarta dapat
dikurangi, maka upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di ibukota harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam arti dilakukan dengan serius, menyeluruh
dan tidak setengah-setengah. Berikut ini adalah upaya-upaya untuk mengatasi
kemacetan di Jakarta, antara lain :
- Memperbaiki jalan-jalan yang rusak
- Mempelebar ruang jalan di ruas-ruas jalan yang masih memungkinkan untuk dilebarkan.
- Menertibkan pedagang asongan yang beroperasi dipersimpangan jalan
- Membuat jalur khusus sepeda motor di ruas-ruas jalan tertentu
- Membatasi jumlah mobil pribadi yang harus dimiliki
- Membatasi jumlah maksimum armada angkutan umum per trayek yang boleh beroperasi
- Regulasi operasi kendaraan dengan nomor ganjil awal plat nomor kendaraan, Misalkan nomor awal ganjil pada hari senin tidak boleh beroperasi, bolehnya selasa, kamis, Jumat dan sabtu, dst
- Regulasi opeasi warna kendaraan, misalkan Hari senin Mobil pribadi berwarna Hitam, Putih Dan merah saja yang boleh beroperasi, dll
- Pada keadaan jalan tertentu yang memadai Kendaraan Roda dua dan dipisahkan, agar tidak terjadi deadlblock
- Perusahaan yang memiliki karyawan menggunakan kendaraan pribadi dalam jumlah tertentu harus memiliki jemputan sendiri
- Membersihkan angkutan umum dari orang-orang yang mencari nafkah dengan cara kekerasan seperti ; pencopet dan penodong agar warga merasa lebih aman.
- menaikkan biaya parkir di gedung-gedung komersial, seperti mall, dan jalan-jalan utama.
- Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway
- Memindahkan Ibukota Indonesia dari Jakarta ke kota lain di luar pulau Jawa
Itulah beberapa upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan
di ibukota.Memang upaya-upaya tersebut bukanlah hal gampang yang bisa
dilaksanakan tapi jika ingin Jakarta terbebas dari kemacetan sebisa mungkin
harus ada upaya yang tegas untuk mengurangi kemacetan yang terjadi.[10]
BAB III
PENUTUP
III.1.Kesimpulan
Dari pembahasan masalah pada bab II penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa walaupun banyak factor yang menjadi penyebab
terjadinya kemacetan di Jakarta, tetapi penulis dapat mengambil tiga persoalan
pokok penyebab terjadinya kemacetan yaitu :
- Terbatasnya lahan (ruang) jalan raya. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menambah lahan ruang jalan melalui pembangunan jalan-jalanflyover.
- Pemakaian mobil pribadi yang tidak efisien
- Bus Transjakarta (Busway) yang saat ini kurang efisien dalam artian masih kurangnya kuantitas armada dan kualitas pelayanan sehingga menyebabkan volume kendaraan pribadi begitu besar di Jakarta.
III.2. Saran
Saran yang dapat penulis berika yaitu
- Peningkatan kuantitas armada busway dan peningkatan kualitas pelayanan busway agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke busway
- Pembatasan usia kendraan bermotor setelah busway berjalan baik
- Penegakan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang melanggar aturan
- Aturan yang ketat dan tegas terhadap arus urbanisasi dengan cara seperti pemeriksaan KTP di perketat, dan hukuman dipertegas apabila ada yang melanggar.
Daftar Pustaka
[1]http://auliaswastikafitri.blogspot.com/2011/01/makalah-masalah-kemacetan-lalu-lintas.html
[2] www. Wikipedia. Com, mekanisme jalan raya
[3]Ibid
[4] www. Wikipedia. com
[5]http://alfaridzy.wordpress.com/tag/artikel-kemacetan-jakarta
[7]http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=119:faktor-faktor-penyebab-kemacetan-lalu-lintas-di-jakarta-dan-alternatif-pemecahan-masalahnya&catid=35:opini-sebelumnya&Itemid=30
[9]Ibid http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=119:faktor-faktor-penyebab-kemacetan-lalu-lintas-di-jakarta-dan-alternatif-pemecahan-masalahnya&catid=35:opini-sebelumnya&Itemid=30
[10]Ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar